Apa itu No Free lunch? Ini Keuntungan dalam Prinsip Ekonomi dan Contohnya
Pepatah "No Free Lunch" pertama kali dipopulerkan oleh Milton Friedman, yang merupakan salah seorang pemenang hadiah Nobel dalam bidang ekonomi. Friedman adalah ahli ekonom pasar bebas dengan teori moneternya yang sangat berpengaruh pada masa pemerintahan Amerika Serikat dengan Perdana Menteri Thatcher dan Presiden Reagan era 1980-an dan 1990-an. Beliau menuliskan frasa No Free Lunch ini melalui bukunya yang terbit tahun 1975.
Lalu, apa sih pengertian dari no free lunch dan keuntungan menerapakan prinsip ini ke dalam ekonomi. Berikut kita akan bahas beserta contohnya dalam kehidupan nyata!
Pengertian No Free Lunch Secara Bahasa dan Istilah
Secara harfiah atau bahasa No Free Lunch berarti “Tidak Ada Makan Siang Gratis". Dalam bidang ekonomi dan bisnis, tentu saja makna yang disampaikannya jauh dari sekedar soal makanan.
Frasa ini awalnya muncul dari istilah "There Ain't No Such Thing As A Free Lunch (TANSTAAFL)" atau kadang juga, "There's no such thing as a free lunch (TNSTAAFL)". Akronim ini disinyalir semakin populer setelah muncul dalam novel fiksi-ilmiah Robert Heinlein yang berjudul "The Moon Is a Harsh Mistress" yang terbit tahun 1966.
Frasa ini merupakan sebuah idiom popular yang mengkomunikasikan ide bahwa "segala sesuatu ada ongkos atau konsekuensinya" yang memiliki arti tidak ada sesuatu hal yang gratis. Seseorang akan selalu membayar sesuatu yang didapatkannya tersebut di mana tempat dan dalam kondisi apapun.
Selanjutnya, frasa "free lunch" mengacu pada praktek yang lazim dilakukan di abad ke-19 di bar Amerika yang menawarkan "free lunch" (makan siang gratis) untuk menarik pelanggan minuman. Dalam praktiknya, ada biaya tersembunyi yaitu biaya lebihnya akan dibebankan pada produk minumannya.
Campbell McConnell menjelaskan bahwa dalam prinsip ilmu ekonomi, segala sesuatu, mulai dari "waktu" sampai dengan "uang", merupakan sumber daya. Jika seseorang ingin mendapatkan "makan siang gratis", maka harus mengorbankan sumber daya, yaitu berupa "waktu", yang sejatinya dapat digunakan untuk melakukan aktivitas lain yang lebih bermanfaat atau bernilai di tempat lain. Jadi, ketika ia mendapatkan "makan siang gratis", ia juga akan tetap kehilangan sumber daya.
Hal ini senada dengan yang pernah diungkapkan oleh Greg Mankiw yang menyebutkan, "Untuk mendapatkan suatu hal yang disukai, biasanya harus mengorbankan suatu hal lain yang disukainya. Ketika membuat sebuah keputusan maka diperlukan pengorbanan dari satu sasaran dengan sasaran lain."
Fred Brooks mengungkapkan bahwa, "Anda hanya bisa mendapatkan sesuatu tanpa apa-apa jika sebelumnya Anda telah mendapatkan apa-apa untuk sesuatu."
Yang perlu diketauhi adalah setiap pilihan melibatkan biaya. Tidak ada yang gratis, tidak ada yang dapat diperoleh tanpa pengorbanan, meskipun pengorbanan kecil, seperti waktu tadi. Padahal sejatinya waktu itulah yang sangat berharga.
Keuntungan Menggunakan Prinsip No Free Lunch
Pengimplemntasian No Free Lunch dalam sebuah prinsip ilmu ekonomi ini sebenarnya dapat membawa beberapa manfaat apabila dimaknai dengan tepat, yaitu di antaranya:
- Mengubah mentalitas siap saji yang gemar menuai atau memanen tanpa mau menanam.
- Mendorong indivisu untuk tidak mengambil jalan pintas (rules of thumbs) ketika ingin mewujudkan tujuan atau cita-citanya.
- Mendorong individu untuk mau kerja keras dan kerja cerdas (hard work and smart work).
Prinsip ini sangat berperan dalam memahami dan menghargai waktu. Seseorang akan dipicu kesadarannya bahwa jika menginginkan suatu perubahan maka diperlukan hitung-hitungan waktu sehingga tidak asal-asalan dalam membuat janji, jadwal pekerjaan, dan lain sebagainya.
Contoh No Free Lunch
1. Belajar Kursus Matematika Online Gratis
Sebagai contoh, seorang siswa sedang belajar matematika via internet. Lalu, ia beranggapan bahwa hal ini adalah gratis karena tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membayar biaya kursus atau guru matematika.
Kenyataannya tidak demikian, siswa tersebut tetap harus:
- Membayar biaya internet.
- Membayar waktu, tentu saja membutuhkan waktu untuk belajar. Jika diidiomkan waktu adalah uang, maka itulah ongkos yang harus dikeluarkan olehnya.
- Tenaga, di mana ia tetap membutuhkan energi dan tenaga untuk dapat belajar secara konsentrasi.
2. Sembako gratis
Bagaimana dengan pembagian sembako gratis yang dilakukan oleh pemerintah ataupun organisasi lainnya? Secara eksplisit memang tidak mengeluarkan biaya untuk mendapatkannya. Namun, tetapi perlu uang, waktu atau tenaga untuk menuju lokasi pembagiannya.
3. Beasiswa kuliah S1, S2, S3, dan Beasiswa Riset
Beasiswa kuliah S1, S2, S3, dan beasiswa riset yang diberikan oleh lembaga, yayasan, ataupun CSR pasti tidak diberikan secara cuma-cuma. Mereka akan menilai calon atau applicant-nya dan konstribusi apa yang akan diberikan setelah applicant tersebut lulus atau lolos.
4. Wifi Gratis
Dalam dunia industri food and beverage (F&B), seperti warung, restoran, coffee bar, cafe, dan sebaginya menawarkan wifi gratis. Sejatinya tidaklah benar-benar gratis, konsumen akan tetap membayarnya melalui makanan atau minuman yang dibelinya.
5. No Free Launch Dalam Dunia Politik
Pada tahun 2019 kubu Prabowo masuk koalisi Jokowi. Dalam koalisi tersebut disampaikan tidak ada persyaratan atau deal apapun dari pendukungnya, semua atas kesadaran demi kemajuan bangsa Indonesia, namun apakah benar demikian? Tidak ada deal jabatan? Kembali ke prinsip tadi, "No Free Lunch". Sebagai rakyat kita hanya bisa menontonnya saja, ya.
Itulah ulasan mengenai frasa "No Free Lunch". Jika individu atau organisasi memberikan sesuatu secara gratis, maka sudah pasti ada maksud tertentu di balik pemberiannya. Di negeri ini lebih dikenal dengan peribahasa "ada udang di balik batu". Maksud tertentu tersebut dapat berupa materi, balas budi, pahala, do'a baik kembali untuknya, dan lain sebagainya.
0 Response to "Apa itu No Free lunch? Ini Keuntungan dalam Prinsip Ekonomi dan Contohnya"
Post a Comment