Cara Menghitung IHSG: Fungsi IHSG, Manfaat, dan Contoh Studi Kasus
Sebagai seorang investor, sangat penting untuk cermat dalam menganalisis pergerakan harga saham yang sulit diprediksi. Salah satu acuan agar mengetahui kondisi pasar saat ini adalah dengan memperhatikan pergerakan IHSG atau Indeks Saham Gabungan.
Lalu, bagaimana cara menghitung IHSG? Baca selengkapnya artikel tentang pengertian IHSG, fungsinya, manfaat, rumus menghitung IHSG, dan contoh soal IHSG berikut ini.
Memahami indeks saham merupakan suatu keharusan agar Anda tidak ketinggalan informasi mengenai pasar modal. Bagi yang termasuk pemula dalam berinvestasi, simak ulasan berikut ini agar pemahaman mengenai indeks saham bertambah.
Pengertian IHSG
Sebelum memahami cara menghitung IHSG, sebaiknya kenali terlebih dahulu istilah indeks saham. Indeks saham adalah ukuran statistik yang menunjukkan pergerakan harga saham secara keseluruhan berdasarkan metodologi dan kriteria tertentu.
IHSG merupakan salah satu indeks saham yang berlaku di Bursa Efek Indonesia sebagai salah satu indikator pergerakan harga saham di BEI.
Jadi, IHSG adalah suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga saham gabungan pada periode atau tanggal tertentu yang mencerminkan suatu nilai yang berfungsi sebagai pengukuran kinerja suatu saham gabungan di bursa efek.
Di dunia investasi saham umumnya memang terdapat lebih dari satu indeks saham. Misalnya di negara Amerika terdapat indeks saham Dow Jones, Nasdaq, dan S&P 500.Tidak jauh berbeda, di BEI (Bursa Efek Indonesia) sendiri memiliki beberapa indeks saham.
Salah satunya, yaitu IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) yang juga populer dengan sebutan IDX Composite. Nah, indeks saham ini pertama kali diperkenalkan pada 1983 dan semakin berkembang hingga saat ini.
Baca juga: Cara Berinvestasi S&P 500
Perbedaan Antara IHSG dan Indeks Saham Individual
Tidak seperti indeks saham individual, IHSG menunjukkan rata-rata dari seluruh saham yang ada di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan jenis indeks saham lainnya (misalnya LQ45) hanya memuat sekitar 45 saham unggulan saja.
Jakarta Islamic Index (JII) sebagai indeks saham lain juga hanya menghitung 30 saham tipe syariah. Kriteria saham yang ada di JII sudah ditetapkan sebelumnya oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI.
Pada indeks saham individual, umumnya hanya memuat saham-saham tertentu sesuai dengan kriterianya yang masih satu bidang.
Fungsi IHSG
1. Sebagai Penanda Arah Pasar
IHSG memiliki peran krusial untuk merepresentasikan nilai dari sekelompok saham tertentu. Tidak hanya itu, pada dasarnya perhitungan tersebut merupakan jumlah rata-rata dari semua saham yang ada di Bursa Efek Indonesia.
Para investor bisa memanfaatkan IHSG sebagai indikator dasar untuk melihat keseluruhan kinerja bursa saham. Harga saham di BEI mengalami kenaikan apabila IHGH menghijau.
Namun, peningkatan dan penurunan pada IHSG tidak mencerminkan secara mutlak saham-saham di dalamnya. Jadi, bukan tidak mungkin harga saham berkebalikan dengan arah pergerakan IHSG.
2. Pengukur Tingkat Keuntungan
Pada dasarnya, IHSG juga sering digunakan sebagai instrumen menghitung keuntungan investasi saham rata-rata. Misalnya IHSG bernilai Rp1.800 di tahun 2009, lima tahun kemudian harganya menjadi Rp4.800.
Nah, keuntungan investasi yang bisa didapatkan dari pasar modal bisa dihitung dengan cara berikut ini (4.800-1.800)/1.800*100%= 167%. Jadi, profit investasi yang Anda dapatkan selama lima tahun tersebut adalah sebesar 167% atau 33.4% per tahun.
3. Sebagai Tolak Ukur Kinerja Portofolio
Dengan nilai yang sudah didapatkan tersebut, Anda bisa mengukur sendiri berapa nilai portofolio investasi yang selama ini dimiliki. Nah, sebaiknya bandingkan kinerjanya dengan nilai IHSG yang ada saat ini. Baik investasi reksadana atau saham, Anda bisa memperhitungkannya dengan cara ini.
Misalnya perhitungan IHSG selama lima tahun terakhir mengalami peningkatan sebesar 167% atau 33.4% per tahun. Nah, jika portofolio saham atau reksadana yang diinvestasikan keuntungannya di bawah angka tersebut, hal ini perlu diperhatikan.
Anda harus melakukan evaluasi terhadap strategi investasi yang dilakukan. Dengan demikian, pengguna bisa mendapatkan profit yang maksimal dari investasi yang dilakukan.
Manfaat IHSG
Seperti yang disebutkan di atas, IHSG mungkin tidak bisa selalu menjadi acuan. Melainkan sebuah poin rata-rata yang bisa diperhitungkan dalam mengambil keuntungan investasi saham.
Namun, tentunya memperhatikan Indeks Harga Saham Gabungan sangat bermanfaat untuk mengetahui kondisi ekonomi di tanah air. Pada dasarnya, saham yang ada di BEI jumlahnya sangat banyak.
Jadi, melihat pergerakan saham setiap harinya merupakan hal yang menyulitkan. Nah, disinilah peran penting dari IHSG untuk para investor. Mereka bisa mengetahui waktu yang tepat untuk menambah nilai investasi pada suatu perusahaan.
Tidak hanya itu, penarikan dana juga bisa dilakukan dengan menjual saham yang dimilikinya sendiri. Pertanyaan saat ini, apa manfaat yang bisa didapatkan dengan memahami IHSG bagi trader dan investor?
Bagi kedua belah pihak, manfaat IHSG adalah sebagai pertimbangan dalam melakukan trading dan investasi. Jadi, IHSG biasanya menjadi gambaran dari pergerakan saham-saham yang masuk ke jenis indeks saham lain (LQ45).
Perlu dipahami bahwa IHSG tidak selamanya menunjukkan penurunan signifikan. Meski demikian, IHSG banyak diandalkan sebagai patokan yang cukup akurat mengenai pergerakan saham-saham yang sudah likuid.
Cara Menghitung IHSG
Pada dasarnya, metode perhitungan IHSG tidak jauh berbeda dengan perhitungan indeks bursa saham lainnya.
Perhitungan IHSG menggunakan semua perusahaan tercatat sebagai komponen perhitungan indeks. Agar IHSG dapat menggambarkan keadaan pasar yang wajar, BEI berwenang mengeluarkan dan atau memasukkan satu atau beberapa perusahaan tercatat dari IHSG. Hal yang melatarbelakanginya adalah ketika jumlah saham perusahaan tercatat tersebut yang dimiliki oleh publik relatif kecil sementara berdasarkan kapitalisasi pasarnya cukup tinggi.
IHSG dihitung dengan menggunakan rata-rata yang seimbang berdasarkan jumlah saham yang ada di Market Value Weighted Average Index atau bursa saham itu sendiri.
Adapun rumus IHSG adalah sebagai berikut
Indeks = (Nilai Pasar/Nilai Dasar) x 100
- Nilai dasar dalam IHSG adalah jumlah secara kumulatif saham yang dikali dengan harga saham pada hari dasar.
- Nilai pasar adalah jumlah saham secara kumulati yang didapat dari perkalian dengan harga pasar.
Sementara itu cara perhitungan atau rumus dari nilai pasar adalah sebagai berikut.
Nilai Pasar = p1q1 + p2q2 +...+ piqi + pnqn
Catatan:
- P: Harga untuk emiten ke-i
- q: Jumlah saham yang digunakan dalam perhitungan indeks emiten ke-i
- n: Jumlah emiten seluruhnya pada bursa efek
Contoh Soal IHSG
Sebagai contoh, tentukan Indeks Harga Saham Gabungan, dimana perhitungan didasarkan pada 3 jenis saham yaitu Saham BBNI dan Saham BBRI dan Saham BBCA. Harga dasar ditentukan 6 Mei 2021. Pada hari itu Saham BBNI ditutup dengan harga Rp 5.525, Saham BBRI Rp 3.900, sedangkan Saham BBCA Rp 32.400,-. Jumlah Saham BBNI 18juta lembar , Saham BBRI 32juta lembar dan Saham BBCA 24 juta lembar,-. Pada tanggal 12 mei harga mengalami perubahan sebagai berikut: Saham BBNI Rp 5.525,-Saham BBRI 3.900 dan Saham BBCA Rp 32.400. Hitung Indek Harga Saham Gabungan pada tanggal 12 Mei 2021!
Keterangan |
BBNI |
BBRI |
BBCA |
Harga Pasar (Ps) |
Rp 5.525 |
Rp 3.900 |
Rp32.400 |
Harga Dasar (Pb) |
Rp 5.500 |
Rp 4.050 |
Rp32.100 |
Jumlah lembar saham |
18 juta |
32 juta |
24 juta |
IHSG = (99.450.000.000 + 124.800.000.000+777.600.000.000) / (99.000.000.000+129.600.000.000+770.400.000.000) *100
IHSG = 1.001.850.000.000/999.000.000.000
IHSG = 1,0029 *100
IHSG = 100,29
Memahami IHSG, fungsi, dan cara perhitungannya memang penting dilakukan bagi Anda yang baru terjun ke dunia investasi. Dengan demikian, investor atau trader bisa melakukan evaluasi agar apakah investasi yang dilakukannya sudah efektif atau belum.
0 Response to "Cara Menghitung IHSG: Fungsi IHSG, Manfaat, dan Contoh Studi Kasus"
Post a Comment