Pengertian Yield To Maturity dan Cara Menghitungnya
Salah satu istilah yang penting dipahami bagi yang mulai terjun dalam dunia investasi adalah yield. Yield to maturity menjadi salah satu yang banyak dibahas mengenai imbal hasil atau keuntungan investasi. Mungkin Anda juga pernah mendengar istilah “yield besar” selama berinvestasi.
Pada dasarnya, pembahasan mengenai yield tidak jauh dari imbalan atau hasil keuntungan. Imbalan yang dimaksud adalah berupa besaran bunga yang menyesuaikan dengan harga pasar yang berlaku saat itu.
Pengertian Yield
Yield merupakan salah satu indikator yang bisa digunakan untuk mengetahui profitabilitas dan viabilitas dari investasi yang dilakukan. Jadi, yield ini semacam alat ukur yang diandalkan para investor untuk mengetahui profit atau keuntungan yang didapatkan.
Biasanya perhitungan keuntungan dari yield diambil dari periode tahunan. Yield menjadi salah satu elemen penting yang harus diperhatikan investor. Hal ini dilakukan untuk menghindari banyak kerugian saat berinvestasi.
Tidak hanya itu, yield ini juga biasanya tergantung dari metode trading yang dilakukan. Baik trading aktif maupun pasif, yield ini perlu diperhatikan. Selain itu, penggunaan alat ukur ini tergantung dari cara Anda menghadapi kondisi pasar saat sedang berinvestasi.
Jenis-Jenis Yield, Cara Menghitung dan Contoh Kasusnya
Setelah memahami pengertian yield, kini Anda bisa mengenal jenis-jenis yield apa saja yang ada dalam dunia investasi. Pada dasarnya, penggunaan alat ukur hasil dalam investasi ini tergantung dari instrumen yang dipilih.
1. Yield Saham dan Obligasi
Jenis yield ini digunakan dalam instrumen investasi berupa saham dan obligasi. Yield obligasi merupakan varian yield yang berhubungan dengan saham dan obligasi itu sendiri.
Bagi Anda yang memutuskan untuk berinvestasi pada obligasi dan saham, memahami jenis yield yang satu ini merupakan kuncinya. Sebaiknya pelajari dan kuasai berbagai jenis yield saham agar langkah yang diambil tidak meleset saat berinvestasi.
Anda bisa mengenal berbagai jenis yield yang berhubungan dengan investasi obligasi dan saham. Beberapa jenis yield yang dimaksud adalah yield to maturity, yield dividen, dan current yield.
2. Current Yield
Current yield adalah jenis yield yang berhubungan dengan rasio antara harga obligasi saat ini dan kupon bunga. Tak heran jika jenis yield ini dikenal disebut dengan current yang artinya saat ini.
- Contoh current yield:
Pak Mahmud berinvestasi dengan membeli obligasi seharga Rp20.000.000 dan masa tenor 10 tahun. Sedangkan obligasi ini juga memberikan penawaran berupa kupon tahunan sebesar 15%. Apabila pasar obligasi saat ini adalah Rp12.000.000, berapakah current yield dalam kasus ini?
Jawab:
Current yield = Rp20.000.000 x 15% / Rp12.000.000 x 100% = 25%
3. Yield to Maturity
Yield to maturity dalam dunia investasi disebut pula sebagai yield jatuh tempo. Tak heran jika penggunaannya juga tidak asing untuk instrumen obligasi. Jenis yield ini merupakan besaran hasil keuntungan investasi yang didapatkan selama masa tenor obligasi yang dibeli.
Jadi, perhitungan yang dimaksud juga mencakup uang investasi awal investor yang sudah kembali sepenuhnya. Perbedaannya dengan current yield adalah perhitungannya yang menyamakan harga obligasi terbaru dengan tingkat pengembaliannya di masa depan.
Pada dasarnya, besaran yield to maturity juga disesuaikan dengan harga obligasi yang berubah naik dan turun. Jadi, ketika harga obligasi di pasaran menuruh, yield to maturity akan naik. Hal ini juga berlaku sebaliknya ketika harga obligasi naik.
- Contoh yield to maturity:
PT Cahaya Electronics memberikan kupon obligasi Rp2.000.000 kepada investor obligasinya. Harga obligasi dalam investasi tersebut adalah Rp9.200.000, sedangkan nilai investasi dalam kasus ini adalah Rp10.000.000.
Jika tenor jatuh tempo yang diberikan adalah selama lima tahun, hitunglah nilai yield jatuh tempo dalam kasus ini. Anda bisa menyimak penyelesaian kasus yield jatuh tempo ini sebagai berikut.
Yield to Maturity (Yield Jatuh Tempo) = {Rp2.000.000 + (Rp10.000.000 – Rp9.200.000) : 5} : {(Rp10.000.000 + Rp9.200.000)} : 2} x 100 % = 22,5%.
4. Yield Dividen
Jenis yield berikutnya yang sudah tidak asing dalam investasi saham adalah yield dividen. Jenis yield ini dihitung dengan cara membagi dividen dengan harga saham pada saat itu.
Yield dividen pada dasarnya lebih simple karena perhitungannya bisa didapat hanya dengan melihat hasil pembagian elemen di dalamnya.
Contoh yield dividen:
PT Indah Jaya memiliki saham seharga Rp5000. Sedangkan perusahaan ini memiliki nilai dividen sebesar Rp100 per lembar, hitunglah yield dividen-nya.
Yield dividen = Rp100 : Rp5.000 x 100% = 2%
Ketika menghitung nilai yield jenis ini, dividen yang nilainya tinggi mengindikasikan potensi pemasukan pasif dan menjanjikan dari saham yang sudah dibeli.
5. Yield Management
Jenis yield berikutnya dikenal sebagai yield management yang ternyata sangat berbeda dibanding jenis yield lainnya. Namun, pemahaman mengenai yield ini kerap kali disamakan dengan revenue management.
Padahal, kedua istilah tersebut merupakan istilah yang berbeda dalam dunia investasi. Oleh karena itu, Anda perlu berhati-hati terhadap kerancuan ini. Mengingat keduanya benar-benar tidak sama dan memiliki karakteristik tersendiri.
Perbedaan antara yield management dan revenue management memang tidak terlalu terlihat. Revenue management adalah manajemen hasil perusahaan yang didapat secara luas atau makro.
Tak heran jika revenue management meliputi penghasilan sepenuhnya dari suatu proyek atau perusahaan. Sementara itu, yield management mencakup hasil yang lebih terspesialisasi. Artinya, jangkauannya lebih sempit dan terfokus.
Yield to maturity pada dasarnya merupakan bagian dari pembahasan yield yang mencakup imbal hasil dari sebuah investasi. Anda perlu memahami berbagai jenis yield ini, terutama yang berhubungan dengan saham dan obligasi yang diinvestasikan.
0 Response to " Pengertian Yield To Maturity dan Cara Menghitungnya"
Post a Comment