Payback Period dan Discounted Payback Period, Apa Perbedaannya?
Lubis Muzaki
Tuesday, 4 February 2020
Add Comment
Dalam dunia investasi istilah payback period sudah pasti tak asing lagi. Payback period sendiri wajib dipelajari karena cukup membantu dalam hal likuiditas proyek maupun evaluasi risiko. Lalu apa perbedaan payback period dengan discounted payback period? Untuk penjelasan lengkapnya, simak artikel dibawah ini!
Pengertian Payback Period (PP)
Payback period adalah jumlah tahun atau periode yang dibutuhkan untuk memperoleh kembali nilai investasi yang telah ditanamkan atau initial investment. Singkatnya, payback period adalah periode pengembalian modal. Payback period ini kerap digunakan oleh para investor maupun pengusaha sebagai penentu dalam pengambilan keputusan investasi, yakni untuk menentukan apakah akan menginvestasikan modalnya ke proyek tersebut atau tidak. Karena suatu proyek yang memiliki periode pengembalian cukup lama tentu tak begitu menguntungkan sehingga tak banyak dilirik para investor.
Baca juga: Kelebihan dan Kekurangan Payback Period (PP), Berikut Contoh Perhitungan PP!
Payback period juga merupakan salah satu metode yang berfungsi untuk memilih diantara berbagai alternatif proposal. Semakin pendek periode pengembalian, tentu akan semakin disukai karena risiko yang mungkin didapat juga jauh lebih kecil. Tak hanya itu, likuiditas juga jauh lebih baik serta rate of return lebih cepat.
Namun perlu diingat bahwa payback period bukanlah sebuah alat pengukuran berapa besar keuntungan yang akan diperoleh, namun lebih kepada alat untuk mengukur tingkat likuiditas sehingga nantinya dapat diperoleh urut-urutan proyek mana yang memiliki periode terpendek hingga terpanjang. Sehingga metode payback period ini diibaratkan hanyalah sebagai alat seleksi awal sebelum memilih proyek investasi.
Payback period memiliki berbagai kelebihan, antara lain merupakan metode yang mudah dan sederhana, karena dapat memperlihatkan kompensasi terhadap perbedaan risiko dari beberapa alternatif proyek-proyek yang ditawarkan. Nantinya proyek dengan tingkat risiko lebih tinggi dapat dievaluasi dengan menggunakan periode payback yang lebih rendah. Karena tak sedikit dari perusahaan yang memiliki masalah dengan likuiditas dan lebih mengutamakan seberapa cepat dana yang ditanamkan dalam investasi dapat kembali. Tak hanya itu, banyak yang merasa kesulitan untuk melakukan estimasi terhadap cash flow yang mungkin terjadi dalam 2 hingga 5 tahun ke depan, itulah mengapa metode payback period cukup bermanfaat.
Pengertian Discounted Payback Period (DPP)
Setelah membahas tentang pengertian payback period, kali ini kita akan membahas mengenai discounted payback period, apa perbedaannya? Discounted payback period adalah salah satu rumus payback period yang berfungsi untuk memperhitungkan nilai waktu dari uang, atau bisa disebut dengan metode yang mempertimbangkan time value of money. Metode perhitungan discounted payback period dilakukan dengan cara menambahkan present value aliran kas masuk setiap tahunnya, hingga tercapai jumlah yang sama dengan jumlah investasi awal. Dari perhitungan discounted payback period didapatkan lama periode yang tertera dalam tahun. Angka tersebut merupakan lama periode yang diharapkan untuk mendapatkan kembali biaya investasi yang telah ditanamkan untuk suatu project dari discounted net cash flows. Karena banyak yang beranggapan bahwa semakin cepat waktu yang diperlukan untuk memperoleh kembali modal yang ditanamkan, maka semakin baik pula investasi tersebut untuk dilaksanakan.
Discounted payback period hampir sama dengan payback period. Namun tak seperti payback period yang tak memperhitungkan cost of capital, dalam perhitungan discounted payback period akan mempertimbangkan cost of capital sebagai discounted. Namun metode payback period cenderung menjadi lebih lama jika menggunakan discounted payback period, karena nilai uangnya akan berkurang seiring berjalannya waktu.
Discounted payback period sebenarnya masih tergolong kurang baik jika digunakan sebagai faktor penentu, karena discounted payback period cenderung mengabaikan semua arus kas setelah periode pengembalian. Selain itu, discounted payback period juga dianggap belum cukup memberikan informasi mengenai tambahan value bagi perusahaan dan juga informasi mengenai return suatu project dalam percentage. Discounted payback period juga ternyata tidak mempertimbangkan cash flow keluar masuk setelah payback period, sehingga dianggap kurang optimal dan kurang efektif. Namun dibalik kelemahan discounted payback period, metode ini memiliki kelebihan dapat mempertimbangkan risiko dari arus masuk di masa mendatang yang selanjutnya digunakan untuk pengembalian modal investasi.
Demikianlah penjelasan mengenai payback period dan discounted payback period. Bagaimana, apakah Anda sudah memahami dimana letak perbedaannya?
0 Response to "Payback Period dan Discounted Payback Period, Apa Perbedaannya?"
Post a Comment